Istilah tentang entrepreneurship sudah dikenal dalam sejarah ilmu ekonomi sebagai ilmu pengetahuan sejak tahun 1755. Adalah Richard Cantillon, seorang ahli ekonomi Perancis keturunan Irlandia yang dianggap sebagai orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneurship dan entrepreneur (winardi, 2008). Istilah Entrepreneurship dari berbagai sumber ahli sebagai berikut :
1. Entrepreneurship merupakan sebuah proses dan para entrepreneur merupakan inovator yang memanfaatkan proses tersebut sebagai alat untuk menghancurkan kondisi Status Quo melalui kombinasi dan sumber daya serta metode-metode baru dalam bidang perniagaan. (Winardi,2008. p306)
2. Entrepreneurship adalah proses penciptaan sebuah usaha baru sebagai tindakan bisnis independen yang diposisikan untuk tumbuh dan yang menguntungkan bagi para pendiri. (Winardi,2008. p307)
► Ciri-ciri Entrepreneurship/kewirausahaan :
1. Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang usaha yang menguntungkan serta melakukan apa saja yang perlu untuk memanfaatkannya.
2. Mau dan mampu bekerja keras dan tekun dalam menghasilkan barang dan jasa serta mencoba cara kerja yang lebih tepat dan efisien.
3. Mau dan mampu berkomunikasi, tawar-menawar dan memusyawarahkan dengan berbagai pihak yang besar pengaruhnya pada kemajuan usaha terutama para pembeli/ langganan (memiliki salesmanship).
4. Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat dan disiplin.
5. Mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannyasertalugas dan tangguh tapi cukup luwes dalam
melindunginya.
6. Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership, managerialship) serta melakukan perluasan dan pengembangan usaha dengan resiko yang moderat.
7. Berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan, serta menggalang kerjas
ama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.
8. Memiliki rasa percaya diri dan sikap mandiri yang tinggi untuk berusaha mencari penghasilan dan keuntungan melalui perusahaan.
► Sikap Positif para Entrepreneurship/Kewirausahaan :
1. SENJATA AMPUH
Menurut Profesor Edwood Chapman, sikap mental adalah cara mengomunikasikan atau mengepresikan suasana hati atau watak kepada orang lain. Jika ekspresi kita kepada orang lain positif, maka kita disebut orang yang bersikap mental positif. Sebaliknya, jika ekspresi kita kepada orang lain negatif, kita disebut orang yang bersikap mental negatif. Sikap mental positif mendorong kita untuk mencapai tujuan dengan gigih. Ketika kita jatuh terperosok, kita masih dapat m
engatakan "Ah ini cuma kesandung batu kecil. Tujuan kita belum tercapai". Kita pun mampu bangkit kembali. Soichiro Honda (gambar di samping) tetap bersikap mental positif ketika piston berbentuk cincin buatannya ditolak oleh Toyota dan ditertawakan oleh para teknisi. Setelah bertahan selama dua tahun dan memperbaiki kelemahan piston tersebut, akhirnya Toyota mau menerimanya. Bahkan, ketika pabriknya dibom dua kali dan dihancurkan oleh gempa bumi, ia tetap bersikap mental positif dalam meraih cita-citanya untuk tetap mempunyai pabrik.
Sikap mental positif mendorong kita untuk menjadi lebih kreatif. Setiap terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, dengan sikap mental positif, kita masih dapat menanggapinya dengan mencari suatu hikmah di baliknya secara kreatif.
2. MENJAGA KREATIVITAS
Entrepreneur merupakan orang yang menanggapi setiap perubahan lingkungan secara kreatif dan inovatif. Baginya, lingkungan macam apapun tidak menimbulkan masalah, termasuk saat terjadi krisis. Dengan demikian, dibalik timbulnya kesulitan atau ancaman, terdapat peluang yang menjanjikan. Kreativitas adalah kemampuan untuk menyajikan gagasan atau ide baru, sedangkan inovasi merupakan aplikasi dari gagasan ide baru tersebut.
Kita semua sesungguhnya merupakan mahluk kreatif, tetapi karena kreativitas ini jarang dipraktikan secara rutin, ia menjadi lumpuh. Hal ini serupa dengan otot-otot seseorang yang tidak pernah dilatih. Hasil tes yang dilakukan untuk mengukur kreativitas pada kelompok umur yang berbeda menunjukan hal ini. George Land melaporkan dalam Break-Point and Beyond, bahwa anak usia 5 tahun mencetak skor 98%, anak usia 10 tahun mencetak skor 32%, anan usia 15 tahun mencetak skor 10%, dan orang dewasa usia 42 tahun mencetak skor hanya 2%. Hal ini terjadi karena anak-anak menjadikan ketrampilan berfikir kreatif sebagai suatu kegiatan rutin. Mereka selalu mengamati dan bertanya, dan kata tanya yang paling disukainya adalah "Mengapa?". Kadang-kadang, anak ini tidak percaya pada jawabab yang diberikan orang dewasa sampai mereka menguji dan mengambil kesimpulannya sendiri.
3. TEKNIK MENCIPTA IDE: MINIMISASI
Banyak yang bertanya kepada saya mengenai cara menciptakan ide itu. Bagaimana agar ide tersebut dapat terwujud dalam usaha? Bahkan kalau perlu, Bagaimana caranya agar ide tersebut dapat melambungkan usaha? Menciptakan ide yang orisinil tidaklah mudah sehingga dapat digunakan beberapa teknik. Salah satu teknik tersebut adalah teknik minimisasi.
Teknik minimisasi, selain pengecilan dalam fisik, dapat pula bermakna pengecilan dalam hal waktu. Honda meraih sukses dengan menggunakan teknik minimisasi dalam hal fisik ketika memasuki pasar AS. Pada saat itu di AS, sepeda motor yang ada adalah sepeda motor besar 250cc dan 350cc. Awalnya Honda coba membuat sepeda motor besar, tetapi mengalami kegagalan. Akhirnya Honda menggunakan teknik minimisasi dengan membuat sepeda motor 50cc yang disebut Super Cup, yang mengawali kesuksesan Honda. Dalam jangka hanya 5 tahun, satu diantara dua sepeda motor di Los Angeles bermerek Honda.
Pimpinan Sony Akio Morita juga menggunakan teknik mimimisasi . Ketika melihat anak-anak muda mendengarkan musik dengan memanggul tape recorder besar di bahunya dan dibawa ke mana-mana, muncul satu pertanyaan dalam benaknya: Bagaimana kalau dapat diganti dengan tape recorder kecil dan dapat dimasukan ke dalam saku? Ide tersebut diwujudkan oleh Morita dengan menciptakan Walkman, yang merupakan awal dari kesuksesan perusahaan Sony tersebut.
4. KREATIVITAS PERIKLANAN
Kreativitas adalah kemampuan untuk menyajikan gagasan atau ide baru, sedangkan inovasi merupakan aplikasi dari gagasan atau ide baru tersebut.
Sosiolog asal Jerman, Max Weber, berpendapat bahwa orang kreatif dengan menggunakan dua cara, yaitu berfikir obyektif, rasional, berdasarkan fakta dan berfikir kualitatif, intuitif, berdasarkan nilai. Sebagai contoh, saat menjawab pertanyaan dalam tes, digunakan gaya berfikir rasional dan berdasarkan fakta. Namun saat membeli mobil, digunakan intuisi dan pengetahuan untuk membuat keputusan yang bernilai kualitatif dari feature, gaya dan kinerja mobil terhadap harga mobil.